Created on

Selasa, 27 Mei 2025

Category

Kisah Sukses,Usaha,Warung,Rancaekek,Bandung,Teman Kebaikan,Beneran Berdampak

Author

Sajiwa Foundation

Tak Lagi Mengais Sampah, Abah Rohaman Kini Punya Usaha Sendiri

Dulu, Abah Rohaman harus berjalan keliling kampung dengan tongkat, demi mencari rongsokan. Usianya kini sudah 86 tahun. Tapi demi keluarganya, Abah tak pernah berhenti berjuang.

 

Website   Abah Rohaman  2

Selama 24 tahun, profesi sebagai pemulung adalah satu-satunya cara untuk menyambung hidup. Meski tubuhnya lemah, tangan dan kaki sering gemetar, dan penyakit jantung yang dideritanya tak pernah diperiksakan, Abah tetap memaksakan diri mencari penghasilan.

 

“Gak tau, Den. Abah mah gak kepikiran berobat. Sekarang untuk makan saja susah… sering Abah sama Emak tahan lapar,” ujarnya lirih.

 

Mirisnya, hasil yang Abah dapatkan pun tak sebanding dengan perjuangannya. Dalam sehari, ia hanya membawa pulang sekitar tujuh ribu rupiah. Itu pun harus dihemat agar cukup untuk dua minggu ke depan.

 

“Lapar, pengennya mah makan yang enak. Tapi gimana, Abah mah gak bisa…” – Abah Rohaman.

 


 

 

Hidup Abah Berubah Berkat #TemanKebaikan

 

Kini, semua itu berubah.

Berkat bantuan dari #TemanKebaikan, Abah tak perlu lagi keliling mencari rongsok. Di depan rumahnya, telah dibangunkan sebuah warung sederhana. Tak hanya itu, Abah juga mendapatkan modal usaha dan uang tunai untuk menunjang kehidupannya.

 

Website   Abah Rohaman   3

Setiap hari, Abah cukup menjaga warungnya sendiri. Usahanya pun perlahan berkembang. Yang dulunya hanya berharap dari hasil rongsokan, kini Abah punya penghasilan yang lebih pasti dan stabil.

“Hatur nuhun… mugia icalan warung Abah tiasa manjang.” – ucap Abah penuh haru.

 


 

Kini Abah Rohaman tidak lagi hidup dalam ketidakpastian.

Warung kecil ini mungkin sederhana, tapi dampaknya begitu besar bagi hidup Abah dan keluarganya.

 

Terima kasih kepada #TemanKebaikan. Tanpa kamu, perubahan ini tak akan terjadi.

Semoga warung ini bisa terus berjalan dan menjadi sumber harapan di hari-hari tua Abah Rohaman.

Bagikan Cerita Sajiwa ke Dunia →