Created on

Senin, 23 Juni 2025

Category

Kisah Sukses,Bu Nonok,Kabupaten Bandung,Penjual Kerupuk,Warung,Disabilitas

Author

Sajiwa Foundation

Saat Warung Kecil Menjadi Harapan Baru untuk Hidup yang Lebih Layak: Kisah Sukses Bu Nonok

Tak semua orang lahir dalam kondisi sempurna. Namun tak semua orang pula memilih menyerah ketika kenyataan hidup tak berpihak. Bu Nonok adalah satu dari sedikit orang yang memilih bertahan… meski tubuhnya tak mendukung, dan dunia seolah tak memberinya banyak pilihan.

 

Sejak lahir, Bu Nonok hidup dengan kondisi fisik yang berbeda. Tangan dan kakinya kecil dan tak berfungsi pada umumnya. Tapi hidup tetap harus berjalan. Maka, sejak usia muda, beliau memilih untuk bekerja. Bukan mengemis. Bukan meminta. Tapi berjualan kerupuk keliling kampung dengan menyeret tubuhnya sendiri.

 

Setiap hari, dari pukul delapan pagi hingga sore, Bu Nonok akan memaksakan dirinya untuk bergerak. Kerupuk-kerupuk yang ia buat sendiri dibungkus rapi dan diletakkan dalam plastik besar. Dengan susah payah, beliau mengangkat dan menyeret dagangannya menyusuri jalan kampung, menawarkan dari satu rumah ke rumah lain. Kadang dijual dua puluh ribu rupiah, tapi jika hingga sore tak ada yang membeli, ia pun rela melepasnya seharga sepuluh ribu. Yang penting, ada uang untuk membeli beras hari itu.

 

23   Website   Bu Nonok   2

 

Yang membuat hati kami terenyuh, bukan hanya fisik beliau yang lemah… tapi tekadnya yang kuat. Dengan suara pelan dan tubuh yang terbatas, beliau masih bisa tersenyum, menyapa pembeli, dan menyusun dagangan dengan sabar. Saat ditanya mengapa masih terus berjualan meski tubuhnya ringkih, jawabannya sederhana, “Biar dapur bisa ngebul.”

 

Bukan hal mudah untuk menjalani hidup seperti itu selama puluhan tahun. Sudah banyak hari di mana Bu Nonok harus menahan lapar karena kerupuknya tak laku. Pernah juga beliau harus berutang ke warung demi sebungkus nasi. Namun, beliau tidak pernah kehilangan harapan. Bahkan saat lingkungan sekitarnya memandang sebelah mata karena kondisi fisiknya, beliau tetap memilih untuk berdiri di atas kakinya sendiri…

 

23   Website   Bu Nonok   4

 

Sampai akhirnya, #TemanKebaikan datang memberikan dukungan. Berkat uluran tangan para sahabat, kini Bu Nonok tak lagi harus menyeret tubuh keliling kampung. Beliau telah memiliki sebuah warung kecil di depan rumahnya. Di sanalah kini kerupuk-kerupuk Bu Nonok dipajang. Lebih layak, lebih bersih, dan lebih nyaman. Pembeli pun kini datang sendiri, tanpa harus dijajakan keliling.

 

23   Website   Bu Nonok   3

 

Warung itu bukan sekadar tempat jualan. Tapi simbol perubahan. Simbol harapan. Simbol bahwa selama ada semangat dan uluran tangan kebaikan, hidup bisa berubah. Bu Nonok kini bisa duduk tenang, menyapa pelanggan yang mampir, dan melayani dengan tawa yang lebih lepas.

 

Perjalanan hidup Bu Nonok bukan kisah sedih. Ia adalah kisah semangat. Tentang keteguhan seorang perempuan yang tidak mau dikasihani. Tentang seorang pejuang yang diam-diam menginspirasi banyak orang. Dan tentang kita semua, yang bisa jadi bagian dari perubahan itu.

 

Terima kasih untuk semua #TemanKebaikan yang telah ikut mewujudkan mimpi kecil Bu Nonok. Semoga kisah ini bisa jadi pengingat: bahwa kebaikan tak harus besar untuk bisa berdampak besar.

Bagikan Cerita Sajiwa ke Dunia →