Malam itu, api tiba-tiba melahap rumah kecil milik Pak Nasir. Dalam hitungan menit, tempat berteduh yang selama ini mereka anggap sebagai satu-satunya rumah, lenyap dilalap si jago merah.

 

Yang membuat hati semakin pilu, Pak Nasir, istrinya, dan anak-anaknya adalah tunanetra. Dalam kepanikan, mereka hanya bisa meraba jalan keluar, berusaha menyelamatkan diri di tengah kobaran api.

 

 

 

Seluruh harta benda musnah. Dagangan kerupuk… yang selama ini menjadi sumber nafkah keluarga… juga hangus tak tersisa. Pasca kebakaran, Pak Nasir dan keluarga benar-benar kehilangan segalanya: rumah, usaha, dan penghidupan.

 

Namun, semangat Pak Nasir tidak pernah padam. Bersama istrinya, beliau tetap berusaha mencari jalan agar keluarganya bisa bangkit kembali.

 

 

Harapan yang Kembali Menyala

 

Berkat dukungan #TemanKebaikan yang #BeneranBerdampak, perlahan cahaya itu kembali hadir.

 

 

 

Dengan gotong royong warga sekitar, rumah sederhana untuk Pak Nasir kembali berdiri. Kini, rumah itu bukan sekadar tempat tinggal, tapi juga menjadi titik awal harapan baru.

 

Di dalam rumah itu, kini keluarga Pak Nasir dapat beristirahat dengan nyaman. Pak Nasir pun menjalankan usaha panti pijat tunanetra di kontrakan yang lebih dekat dengan jalan raya. Tempat ini bukan hanya memberi penghasilan baru, tapi juga menjadi ruang bermakna bagi keluarga kecilnya.

 

Tak berhenti di situ, sebuah warung sembako juga dibuatkan di dekat rumahnya. Warung itu dikelola Pak Nasir dengan bantuan tetangga dengan sistem bagi hasil, menambah sumber penghidupan mereka.

 

 

Terima Kasih #TemanKebaikan

 

Hari ini, Pak Nasir dan keluarga tidak lagi terjebak dalam kegelapan. Mereka punya rumah, warung, dan usaha panti pijat yang membuat hidup lebih layak.

 

Semua ini terwujud karena tangan-tangan baik yang tak ragu membantu. Kisah ini menjadi bukti nyata, bahwa kebaikan sekecil apapun, bila dilakukan bersama, bisa #BeneranBerdampak.