Created on
Selasa, 10 Juni 2025
Category
Ifroh,Kisah Sukses,Jember,Buruh Cilik,Yatim,Kakek
Author
Sajiwa Foundation
Buruh Yatim Cilik Hidupi Kakek Stroke Seorang Diri
Ifroh sudah kehilangan ayahnya sejak usianya baru menginjak dua tahun. Sang ayah meninggal karena sakit parah, sementara sang ibu mengalami kebutaan dan tunarungu. Sejak itu, satu-satunya sosok keluarga yang masih ada hanyalah sang kakek… yang dengan segala keterbatasannya, merawat Ifroh kecil hingga tumbuh menjadi anak yang kuat dan mandiri. Namun takdir kembali menguji mereka. Dua tahun yang lalu, kakek Ifroh mengalami stroke dan menjadi sangat terbatas dalam bergerak. Kini di usia yang baru menginjak 10 tahun, Ifroh harus mengambil tanggung jawab yang terlampau besar untuk anak seusianya.
Setiap hari, sepulang sekolah, Ifroh langsung menuju tambang batu tradisional yang letaknya tak jauh dari rumahnya. Ia memecah batu demi mendapatkan upah harian, berkisar antara Rp5.000 hingga Rp15.000. Hasil yang bahkan tak cukup untuk membeli satu bungkus makanan cepat saji. Saat anak-anak lain pulang sekolah untuk bermain atau tidur siang, Ifroh justru berpeluh keringat, menggenggam palu, memecah batu satu per satu. Risiko cedera, kelelahan fisik, hingga paparan debu dan panas matahari adalah kesehariannya.
Kisah Ifroh sungguh menggugah. Kakeknya sendiri, dengan suara yang pelan dan mata berkaca-kaca, pernah berkata, “Berat rasanya lihat Ifroh kerja begitu. Apalagi kalau pulangnya cuma bawa lima ribu. Saya sering nangis diam-diam.” Tapi bagi Ifroh, tidak ada pilihan lain. Ia sadar, satu-satunya harapan yang ia miliki sekarang adalah sang kakek. Karena kakek lah satu-satunya keluarga yang ada, dan kakek pula lah alasan mengapa Ifroh terus bertahan dan bermimpi.
Namun di tengah situasi yang begitu berat, #TemanKebaikan hadir membawa harapan baru. Ifroh diberikan bantuan berupa santunan tunai dan paket sembako untuk meringankan beban hariannya. Selain itu, ia juga mendapatkan perlengkapan sekolah lengkap seperti tas, sepatu, alat tulis, serta tabungan pendidikan agar ia tetap bisa melanjutkan sekolah dengan semangat. Wajahnya bersinar saat menerima bantuan, dan ia berkata dengan polos, “Saya senang sekali… sekarang saya bisa sekolah lebih tenang.”
Tak hanya itu, kondisi rumah Ifroh pun turut diperhatikan. WC yang sebelumnya tidak layak digunakan, kini direnovasi agar bisa digunakan dengan aman dan bersih. Bahkan, Ifroh dan kakeknya juga mendapat kesempatan untuk menjalani tes kesehatan agar kondisi mereka dapat terus dipantau. Bantuan ini tidak hanya menyentuh kebutuhan materi, tapi juga memberi rasa aman dan optimisme yang telah lama hilang dari keluarga kecil ini.
Kini, masa depan Ifroh terasa sedikit lebih terang. Ia masih harus berjuang, tapi kali ini ia tidak sendirian. Ada #TemanKebaikan yang bersedia berjalan bersamanya. Terima kasih telah menjadi bagian dari perjuangan kecil Ifroh yang penuh arti. Bantuan yang mungkin terlihat kecil, ternyata mampu memberikan perubahan besar bagi hidupnya. Kamu #BeneranBerdampak.