Created on
Selasa, 5 Agustus 2025
Category
Kisah Sukses,cerebral palsy,Porter Stasiun,Warung,Rancaekek
Author
Sajiwa Foundation
Anak Lumpuh Otak, Ayah Porter Ini Tak Pernah Menyerah
Sejak sang istri meninggal dunia secara mendadak, hidup Pak Narto berubah 180 derajat.
Kini, ia menjalani hari sebagai ayah sekaligus ibu bagi anak semata wayangnya, Opi… seorang anak dengan cerebral palsy (lumpuh otak).
Setiap hari, Pak Narto bekerja sebagai porter di stasiun kereta api. Penghasilannya tak menentu, tergantung pada penumpang yang kebetulan membutuhkan jasanya.
Meski hanya mendapat sekitar Rp15.000 per hari, beliau tetap bersyukur. Uang itu ia gunakan untuk membeli makan dan kebutuhan Opi.
“Saya pengen sehat terus, Kang… soalnya kalau saya sakit, siapa yang jagain Opi? Saya udah janji sama almarhumah istri untuk terus jaga anak kami,”
kata Pak Narto sambil mengenang janji terakhir kepada istrinya.
Opi sering mengalami kejang. Saat itu terjadi, Pak Narto akan membacakan doa dan mengelus anaknya hingga tertidur kembali. Tak jarang beliau harus terbangun dini hari karena tangisan Opi, lalu tetap berangkat kerja pagi-pagi buta demi menyambung hidup.
“Kadang capek, ingin berhenti kerja… Tapi nanti Opi makan apa? Gimana berobatnya? Maka saya terus maju, pantang mundur…”
ujarnya dengan lirih namun penuh tekad.
Tapi semuanya berubah…
Ketika #TemanKebaikan hadir, kehidupan Pak Narto dan Opi perlahan berubah.
- Sajiwa Foundation membantu membangunkan warung kecil di belakang rumah Pak Narto, lengkap dengan isi dagangan. Kini ia bisa mendapatkan penghasilan tanpa harus jauh dari Opi.
- Rumah mereka direnovasi, menjadi lebih layak dan nyaman.
- Opi juga mendapatkan kursi roda baru, yang lebih aman dan sesuai kebutuhannya.
Kini, Pak Narto tak lagi harus berlari-lari mencari penumpang. Ia bisa merawat Opi dengan lebih tenang, dan tetap menafkahi keluarga kecilnya dari rumah.
Terima kasih, #TemanKebaikan. Kamu #BeneranBerdampak.
Karena kamu, Opi punya harapan untuk pulih.
Dan Pak Narto, tak lagi berjalan sendirian.