Created on
Senin, 21 Juli 2025
Category
Kisah Sukses,Abah Harun,Bajaj,Lansia,Rumah Untuk Semua
Author
Sajiwa Foundation
47 Tahun Mengemudi Bajaj, Kini Abah Harun Tak Perlu Lagi Tidur di Dalamnya
Berapa banyak bajaj yang masih kamu temui di jalanan Ibu Kota hari ini?
Apakah kamu masih ingat kapan terakhir kali naik bajaj?
Kisah Abah Harun membuat kami kembali merenung tentang masa-masa ketika bajaj menjadi ikon transportasi Jakarta.
Selama 47 tahun, Abah Harun mengemudi bajaj dari satu sudut kota ke sudut lainnya. Merantau dari Tasikmalaya, beliau mengandalkan bajaj sebagai satu-satunya sumber penghasilan. Meski penumpang makin jarang, ia tetap menarik bajaj hingga larut malam, bahkan saat tubuhnya sudah tak sekuat dulu.
“Kalau belum dapet penumpang, ya belum bisa makan,” tuturnya lirih.
Bukan hanya soal lapar, tubuh Abah juga dililit penyakit. Ada kelenjar yang tumbuh di tubuhnya. Ia tetap bekerja meski sakit, menahan nyeri dan kelelahan yang tak pernah benar-benar pergi.
Pernah suatu kali bajajnya terbalik karena rodanya copot. Ia dan penumpang sama-sama luka. Baru-baru ini pun ia sempat tak sadar saat menyetir karena kelelahan dan penyakit gulanya kambuh, hingga menabrak truk sampah. Abah dibawa ke rumah sakit dengan banyak jahitan.
“Tapi Alhamdulillah, masih dikasih selamat…”
Kini, setelah puluhan tahun hidup di bawah tekanan, Abah Harun tak lagi sendirian.
Melalui bantuan dari #TemanKebaikan, Abah dibantu membangun kolam ternak lele di rumahnya. Ini adalah harapan baru… agar Abah tak harus terus bergantung pada bajaj. Ia bisa mulai beristirahat, sembari tetap memiliki penghasilan.
Dan yang lebih membahagiakan…
Abah tak perlu lagi tidur di dalam bajajnya. Sekarang Abah Harun memiliki rumah sederhana tapi layak untuk beristirahat, tempat berteduh di sisa usianya.
Karena usia senja seharusnya bukan tentang bertahan. Tapi tentang beristirahat, dengan tenang dan layak.