sumber: unsplah.com

Pembangunan sektor pertanian telah lama melibatkan peran perempuan, dalam sektor keberlanjutan pangan, petani perempuan juga bertanggung jawab atas produksi berbagai jenis tanaman pangan seperti bahan pokok padi, jagung, gandum, ketela dan lainnya. Aktivitas mereka memberikan kontribusi menjaga kestabilan pangan dengan menyediakan makanan untuk keluarganya. Karena mayoritas petani desa, hasil dari bertani mereka separuhnya untuk dikonsumsi sendiri memenuhi kebutuhan pangan keluarga. 

Mereka sering berperan penting dalam menjaga dan melestarikan varietas tanaman, produksi pertanian, hingga penanganan pasca panen tradisional yang beragam, dimana hal itu memiliki adaptasi lokal dan berkelanjutan agroekologi. Dalam pengelolaan sumber daya alam mereka juga ikut terlibat untuk merawat serta menjaga lingkungan agar tetap lestari.

sumber: binatani.or.id

Yayasan Bina Tani Sejahtera secara aktif melibatkan perempuan di pertanian, pada tahun 2021, YTBS telah melayani 8.392 (42%) petani perempuan, mereka sangat aktif dan terlibat dalam kegiatan bercocok tanam sayuran, upaya ini menghasilkan hasil yang saling menguntungkan bagi kelompok perempuan, khususnya dalam hal memperoleh penghasilan dari bertani atau berkebun di rumah dan juga menyediakan nutrisi sayur untuk rumah tangga. 

Menurut YTBS, jumlah Petani Kunci (Demo Plot) sebanyak 57 orang perempuan dengan tanaman tomat sebagai tanaman yang paling banyak dibudidayakan. Selama musim tanam hingga panen berakhir selama 5 bulan, pendapatan rata-rata petani perempuan dengan luas lahan 500 m2 adalah Rp 9.990.000,- (695 USD). Artinya, petani yang baru mulai belajar menanam dengan YTBS sudah mendapatkan pendapatan per bulan sebesar Rp 1.998.000,- (139 USD). Panen tomat tertinggi diraih oleh Ibu Korwa di BIak Numfor Papua dengan hasil panen sebesar 1.479 kg/ m2 dan keuntungan sebesar Rp 12.758.000,- (888 USD).

sumber: unsplash.com

Perempuan memilik peran yang penting di pertanian, di banyak daerah mereka adalah penghasil pangan utama bagi keluarga. Perempuan petani dapat menjadi agen perubahan di desa, mereka memiliki pengetahuan yang mendalam tentang pertanian, mampu mengelola sumber daya alam dan menjadi inovator dalam pertanian di desa mereka dengan memperkenalkan ide-ide baru dan mendorong partisipasi perempuan lainnya dalam pembangunan desa.

Referensi

https://baktinews.bakti.or.id/artikel/perempuan-petani-tak-pernah-dianggap-pekerja-dianggap-pembantu-suami-di-sawah
https://brin.go.id/orpp/posts/kabar/pemberdayaan-petani-perempuan
https://www.binatani.or.id/index.php?route=page/project&project_id=43

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Loading...

`Anything is possible when you have the right people there to support you` - Misty Copeland