Belajar jarak jauh adalah pembelajaran yang dilakukan menggunakan teknologi dan jaringan internet dengan pembelajaran dalam jaringan (daring). Pelaksanaan pembelajaran daring atau E-Learning berbeda dengan pembelajaran klasikal atau kelas. Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang berbasis teknologi yang menggunakan aplikasi layanan berupa media online yang memang dirancang dan dibuat untuk dipergunakan dalam proses pembelajaran di dunia Pendidikan.
Pandemi COVID-19 pada tahun 2020 menyebabkan Institusi pendidikan harus beradaptasi dengan cepat untuk mengimplementasikan pembelajaran jarak jauh secara global. Ketika sekolah-sekolah dan universitas ditutup untuk mencegah penyebaran virus, pembelajaran jarak jauh menjadi solusi utama untuk melanjutkan pendidikan. Menurut laporan OECD, hampir 1,5 miliar siswa di seluruh dunia terkena dampak penutupan sekolah pada puncak pandemi, yang mendorong adopsi massal belajar jarak jauh.
Penggunaan platform seperti Zoom, Google Classroom, dan Microsoft Teams meningkat secara drastis. Selain itu, pandemi juga menyoroti pentingnya akses terhadap teknologi dan internet yang memadai untuk semua siswa, membuka diskusi tentang kesenjangan digital yang signifikan.
Peluang Pembelajaran Jarak Jauh di Era Digital
Pembelajaran jarak jauh memiliki peluang yang baik dengan terus berkembang dan menjadi bagian integral dari sistem pendidikan global. Teknologi AI (Artificial Intelligence) dan VR (Virtual Reality) dapat meningkatkan pengalaman belajar online. Selain itu, fokus pada kesejahteraan siswa dan guru, serta upaya untuk mengatasi kesenjangan digital, akan menjadi aspek penting dalam pengembangan lebih lanjut dari model pembelajaran ini. Berikut beberapa peluang belajar jarak jauh di era digital:
- Dapat Mengakses Materi Pelajaran Dari Mana Saja
Dengan menggunakan teknologi digital, siswa dapat mengakses materi pelajaran dan mengikuti kelas dari mana saja dan kapan saja, asalkan mereka memiliki koneksi internet yang stabil. Hal ini sangat menguntungkan bagi siswa yang tinggal di daerah terpencil atau memiliki keterbatasan mobilitas. Menurut UNESCO, belajar jarak jauh dapat menjangkau lebih banyak siswa di seluruh dunia, termasuk mereka yang tidak memiliki akses ke pendidikan berkualitas karena kendala geografis atau ekonomi.
- Personalisasi Pembelajaran
Melalui data dan analitik, platform pembelajaran dapat menilai kemajuan siswa secara real-time dan menyesuaikan materi pelajaran sesuai dengan kebutuhan individu. Sistem pembelajaran berbasis AI dapat memberikan rekomendasi konten tambahan atau latihan yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Hal ini memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan mereka sendiri dan fokus pada area yang membutuhkan perhatian lebih, yang dapat meningkatkan hasil belajar.
- Menghemat Biaya
Pembelajaran jarak jauh dapat mengurangi biaya pendidikan. Institusi pendidikan dapat menghemat biaya operasional seperti pemeliharaan bangunan, utilitas, dan bahan cetak. Siswa juga dapat menghemat biaya transportasi dan akomodasi. World Bank melakukan sebuah studi, belajar jarak jauh menjadi solusi yang lebih hemat biaya dalam jangka panjang, terutama bagi institusi pendidikan yang menghadapi keterbatasan anggaran.
- Fleksibilitas
Model ini memungkinkan proses belajar mengajar tetap berlangsung meskipun terjadi gangguan yang mengharuskan penutupan sekolah atau pembatasan sosial. Hal ini terbukti saat pandemi COVID-19, di mana pembelajaran jarak jauh menjadi penopang utama pendidikan di banyak negara. Pembelajaran jarak jauh mendukung konsep pendidikan seumur hidup, di mana individu dapat terus belajar dan meningkatkan keterampilan mereka sepanjang hidup.
Dengan fleksibilitas waktu dan lokasi, orang yang bekerja dapat mengikuti kursus online untuk pengembangan profesional atau mengejar minat pribadi tanpa harus meninggalkan pekerjaan mereka. Hal ini sesuai dengan tren global yang mengakui pentingnya pembelajaran berkelanjutan dalam menghadapi perubahan cepat di dunia kerja.
Tantangan Pemebelajaran Jarak Jauh di Era Digital
UNICEF mengungkapkan sekitar 463 juta anak di dunia tidak memiliki akses ke pembelajaran jarak jauh selama penutupan sekolah akibat pandemi COVID-19. Kesenjangan sangat terasa di negara berkembang dan di komunitas yang kurang mampu, seringkali mereka kekurangan infrastruktur teknologi yang diperlukan untuk mendukung pembelajaran jarak jauh.
Pembelajaran jarak jauh dan hybrid seringkali menghadapi tantangan dalam hal kualitas interaksi antara siswa dan guru. Interaksi tatap muka yang terbatas dapat mengurangi efektivitas komunikasi dan membuat siswa merasa terisolasi. Studi menunjukkan bahwa interaksi langsung dan umpan balik segera dari guru sangat penting untuk keterlibatan dan motivasi siswa (McKinsey, 2020). Tanpa interaksi yang memadai, siswa mungkin mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran dan merasa kurang terhubung dengan proses belajar. Berikut beberapa tantangn yang dihadapi pembelajaran jarak jauh di era digital:
- Ketidaksiapan Menghadapi Era Digitial
Kesiapan guru dan siswa dalam mengadopsi teknologi baru menjadi faktor keberhasilan pembelajaran jarak jauh. Kurangnya pelatihan guru dalam penggunaan teknologi pendidikan dapat mempengaruhi kualitas pengajaran.
Demikian pula, siswa yang tidak terbiasa dengan platform pembelajaran digital merasa kesulitan untuk mengikuti pembelajaran secara efektif. OECD mengatakan banyak sekolah mengalami kesulitan dalam transisi ke pembelajaran online karena kurangnya keterampilan teknologi di kalangan staf pengajar.
- Butuh Kedisiplinan Yang Tinggi
Pembelajaran jarak jauh memerlukan tingkat disiplin diri dan manajemen waktu yang tinggi dari siswa. Tanpa pengawasan langsung, siswa harus belajar untuk mengatur jadwal mereka sendiri dan tetap fokus pada tugas-tugas akademik.
Banyak siswa merasa kesulitan dalam mengatur waktu secara efektif, yang mengakibatkan penurunan prestasi akademik. Penelitian menunjukkan bahwa siswa yang memiliki keterampilan manajemen waktu yang baik lebih mungkin berhasil dalam pembelajaran jarak jauh dibandingkan mereka yang tidak.
- Kesehatan Yang Terganggu
Tantangan lain adalah dampak pembelajaran jarak jauh terhadap kesehatan mental dan fisik yang dialami oleh siswa dan guru. Isolasi sosial, stres akibat ketidakpastian, dan meningkatnya waktu layar dapat menyebabkan masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi. Menurut laporan dari World Health Organization (WHO), meningkatnya penggunaan perangkat digital selama pandemi telah menyebabkan masalah seperti gangguan tidur dan masalah penglihatan pada banyak siswa.
- Sulitnya Evaluasi dan Peneliaan
Menilai kinerja siswa secara akurat dan adil dalam lingkungan online menjadi sulit. Ada kekhawatiran dalam integritas akademik, seperti kecurangan dalam ujian online, serta kesulitan dalam memberikan umpan balik yang konstruktif dan tepat waktu. Selain itu, model penilaian tradisional mungkin tidak sepenuhnya sesuai dengan konteks pembelajaran jarak jauh, sehingga perlu penyesuaian untuk mencerminkan keterampilan dan kompetensi yang berbeda.
Pembelajaran jarak jauh membuka peluang baru yang sebelumnya tidak terbayangkan, memungkinkan pendidikan untuk menjangkau lebih banyak individu di berbagai penjuru dunia. Tetapi juga terdapat tatangnya dalam praktik model ini dalam dunia pendidikan. Adaptasi dan inovasi dalam metode pembelajaran ini harus terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan yang semakin kompleks dan beragam. Kolaborasi antara pemerintah, institusi pendidikan, guru, siswa, dan masyarakat luas diperlukan untuk menciptakan ekosistem pembelajaran yang inklusif, fleksibel, dan efektif.
Referensi
https://dinkes.ntbprov.go.id/artikel/mengenal-aplikasi-online-dalam-pembelajaran-daring/
https://kumparan.com/ali-subroto-suprapto/peluang-serta-tantangan-pembelajaran-jarak-jauh-dan-hybrid-22s7OBB4Opq/full
https://www.gramedia.com/literasi/remote-learning/#Strategi_Melakukan_Remote_Learning_yang_Efektif